Palangka Raya – Program Studi Musik Gereja Jurusan Musik Gereja dan Peribadatan Kristen, Fakultas Seni Keagamaan Kristen (FSKK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya sukses menyelenggarakan Seminar dengan tema “Nada dan Algoritma: Refleksi Teologi Musik Gereja di Tengah Perkembangan AI”, Jumat (19/09/2025) di Gedung Serbaguna IAKN Palangka Raya.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor IAKN Palangka Raya, Telhalia, M.Th., D.Th; Dekan FSKK, Dr. Berth Penny Pahan, M.Pd; Wakil Dekan FSKK, Merilyn, M.Th; jajaran dosen, pegawai, serta mahasiswa FSKK.
Dalam laporan panitia, Octa Maria Sihombing, M.Pd menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi bekal baru yang dapat diimplementasikan dalam pelayanan kehidupan nyata.
Rektor IAKN Palangka Raya, Telhalia, M.Th., D.Th dalam sambutannya sekaligus membuka acara secara resmi menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini, karena di tengah kebijakan efisiensi anggaran, FSKK tetap mampu menyelenggarakan seminar yang sangat bermanfaat. Tema ini, Nada dan Algoritma, relevan dengan mata kuliah di Prodi Musik Gereja sekaligus membuka ruang pengembangan ilmu dari segi teknologi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rektor juga memotivasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh.
“Perkembangan teknologi, termasuk AI, dapat membantu penelitian dan pengajaran secara sistematis, termasuk dalam perkuliahan Musik Gereja. Teknologi harus kita kembangkan agar bermanfaat, terutama dalam pelayanan. Karena itu, mari ikuti seminar ini dengan serius dan aplikasikan hasilnya untuk memuji serta memuliakan nama Tuhan,” tambahnya.
Sebelum memasuki sesi inti, peserta disuguhkan dengan tiga lagu rohani karya mahasiswa yang dinyanyikan oleh mahasiswa Prodi Musik Gereja.
Seminar menghadirkan narasumber Pdt. Dr. Yuprinadie, M.Th, Ketua Majelis Resort GKE Palangka Raya, yang juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi kerohanian. Dalam paparannya, Dr. Yuprinadie menegaskan pentingnya sikap bijak gereja dalam menghadapi perkembangan teknologi, khususnya AI.
Di akhir penyampaian materi, beliau merangkum beberapa poin penting, antara lain:
*AI bukan ancaman mutlak, melainkan realitas baru yang menuntut penilaian moral dan spiritual yang mendalam.
*Gereja tidak dipanggil untuk menolak teknologi secara apriori, tetapi untuk menghadapinya dengan hikmat, membedakan roh zaman, dan memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak mengaburkan esensi ibadah: memuliakan Allah dan membangun tubuh Kristus.
*Di tengah derasnya arus digitalisasi, gereja harus memastikan nada kasih karunia tetap menjadi pusat musik gereja agar tidak kehilangan jiwa, melainkan menjadi saksi profetis yang mengharmonikan iman, seni, dan teknologi di abad ke-21.
Seminar ditutup dengan doa bersama dan suasana penuh semangat untuk terus mengembangkan ilmu musik gereja yang relevan dengan zaman tanpa kehilangan esensi rohaninya.
Humas 19/09/2025
🖌️🖥️Lore📷🗞️ EdoDabukke